KEBERHASILAN DAUROH DALAM MEMBENTUK KADER MUSLIM NEGARAWAN



Dauroh merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh organisasi ketika masuk,  tak terkecuali dengan organisasi KAMMI. Dalam organisasi KAMMI dikenal dengan Dauroh Marhalah 1 yang menjadi  gerbang awal mahasiswa masuk menjadi anggota KAMMI. Dengan training ini menandakan seseorang sudah siap untuk berada diorganisasi ini atau bahkan hanya coba-coba karena hanya ingin tahu saja. Keberhasilan sebuah dauroh sebagai pintu masuk awal organisasi akan menentukan juga seberapa besar kader yang akan tetap istiqomah di KAMMI, sebagai dampak dauroh yang didapat. Mulai dari penyampain materi (mekanisme pengajaran), lingkungan dauroh, hubungan antar personal dan sosial.
Dauroh merupakan pendidikan karakter awal untuk kader KAMMI. Keberhasilan sebuah daurah terlihat setelah daurah itu selesai. Bisa dilihat dari sudut pandang seberapa besar kader menerapkan materi daurah  dalam kehiduapan , berapa banyak kader yang tetap aktif setelah daurah.
Dalam dauroh banyak diberikan materi yang terkadang membuat ngantuk dan membosankan karena tidak semua orang senang dengan metode yang diterapkan. Memang ada orang yang senang dengan banyak materi, tapi ada juga orang-orang yang sangat tidak suka dengan tuntutan diberikan materi dengan monoton. Dauroh marhalah 1 merupakan tonggak awal seseorang jatuh cinta dengan jalan dakwah organisasi KAMMI atu tidak. Ketika  dauroh ini bagus maka akan menghasilkan dampak yang baik  pula bagi KAMMI.  Hal inilah yang harus dicari terus formulasi terbarunya, bagaimana cara pengelolaan dauroh yang baik untuk menghasilkan kader KAMMI yang militansi sejak pandangan pertama.

Permasalahan yang sering terjadi dalam daurah marhalah 1 harus terus dikaji dan diperbaiki untuk perubahan kedepannya, adapun permasalahan yang sering terjadi dalam daurah marhalah 1 KAMMI; pertama banyak peserta yang bosan dengan suguhan materi, Kedua waktu istirahat yang kurang, ketiga waktu acara yang tidak ontime , ketiga lingkuangan sosial KAMMI yang terlalu ekslusif, kempat banyaknya acara yang kurang matang dan kelima pemateri yang membosankan. Hal itulah yang sering terjadi.
Sebenarnya hal tersebut bukan hanya terjadi di KAMMI tetapi juga di organisasi lain.  Akan tetapi ada baiknya untuk dilakukan perbaikan dalam training atau daurah agar menjadi daurah yang efektif dan efesien untuk menghasilkan kader muslim negerawan. Sebagai pengamat saya menyatakan pendapat saya dalam tulisan ini untuk perbaikan dalam daurah Marhalah khusunya dauroh Marhalah 1. Karena dauroh diikuti dari kalangan umum yang tidak bisa disamakan dengan  kalangan yang sudah tertarbiyah sebelumnya.
Hal pertama yang harus diperbaiki untuk mencapai dauroh yang efektif dan menghasilkan kader muslim negarawan yaitu, menghadirkan pemateri yang memumpuni dibidangnya .  pemateri dalam sebuah training merupakan titik tonggak yang sangat penting. Karena ditangnya dialah tujuan dauroh ini  tersampaikan. Dauroh merupakan pendidikan karakter materi awal madrasah KAMMI. Seorang pemateri haruslah tau kapan ia harus bersikap, ketika peserta sudah mulai ngantuk dia harus memahami. Jangan sampai terus menerus melakukan metode penyampain materi yang seperti itu, diselingi game atau pembawaan becanda itu juga bagus untuk  daya tarik peserta. Peserta daurah pertama merupakan peserta umum, bawakanlah materi yang memang sesuai dengan tema yang sudah ditetapkan. dalam  penyampainnya harus menggunakan kata-kata umum dan mudah dimengerti oleh peserta tidak usah membawa bahasa langit yang membosankan dan tidak dimengerti.
Kedua, harus memahami psikologi dan keperibadian peserta. Hal ini harus dilakukan oleh segenanp panitia maupun pemateri. Mengingat peserta yang umum notabenenya mahasiswa yang masih dalam pencarian jati diri. Kita harus bersikap menyeluruh dan memahami kondisi peserta yang biasanya ingin diberikan sikap  lemah lembut dan selalu diperhatikan. Karena kesan pertama kita pelaku dauroh juga menjadi salah satu factor yang akan membuat seseorang kader tetap bertahan dalam satu oerganisasi.
Ketiga, melaksanakan kegiatan tepat waktu. Ketepatan waktu rangkain kegiatan suatu dauroh akan memberikan hal positif ke peserta. Ketepatan waktu menjadi salah satu penilain peserta dauroh. Dengan tujuan untuk mempertimbangkan apakah tetap di organisasi ini setelah melihat daurah yang bagus atau daurah yang buruk. Karena ada juga peserta yang selalu on time dan mencari sautu tempat juga harus dilaksanakan dengan ontime.
Keempat, membuat konsep acara yang jelas disertai dengan kemungkinan buruk yang terjadi. kegiatan training harus dilakukan dengan konsep yang jelas. Jangan mempermalukan organisasi dengan kegiatan yang hancur di lapangan ketika hari ha. Yang nantinya akan membaut apatis para peserta meilhat ketidaksiapan panitia. Tentunya ada MOT memegang kekuatan tertinggai dalam daurah. Konsep acara yang jelas dan segala kemungkinan yang akan terjadi harus diprediksi ketika persiapan. Agar menampilkan performence   yang baik dan menarik perhatian.
Kelima, memberikan sifat yang tegas. Sikap yang tegas baik MOT kepada panitia atau peserta  ,panitia ke peserta dan pemateri kepada peserta. Hal ini harus diterapakan agar dauroh memang benar- benar sebagai tempat pendidikan karakter KAMMI. Tidak usah memanjakan peserta, hanya saja perlu bersikap tegas dan ada kalanya harus bersikap ramah. Tegas bukan berarti marah, akan tetapi tegas merupakan sikap yang harus ditunjukkan agar seseorang berprilaku sesuai dengan kesepakatan atau peraturan yang dibuat ketika training.
Hal-hal  diatas merupakan hal penting yang harus  diperhatikan dalam pengelolaan dauroh yang efektif untuk menghasilkan kader muslim negarawan. Memang sebagian orang menggap remeh akan hal kecil seperti itu. Akan tetapi hal kecil itulah yang akan mempengaruhi keberhasilan suatu dauroh atau training pengakaderan dini. Sikap seorang MOT yang memimpin haruslah tegas dan memang menaati waktu. Semua orang yang terlibat  dalam kegiatan dauroh harus mengerti hal tersebut. Jangan pernah tidak bersikap tegas karena rasa persaudaraan yang tinggi, nantinya akan berdampak buruk ke psikologi peserta yang memandang kita sebelah mata.

Titik tolak keberhasilan sebuah daurah adalah ketika peserta merasakan nyaman selama training berlangsung dan juga bisa dilihat dari kontributif peserta di organisasi setelah dauroh. Keberhasilan dauroh akan menjadi langkah awal untuk berjuang dalam organisasi dan dakwah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAMMI DAN PERGULATAN REFORMASI

PERAN INSTRUKTUR DALAM PEMBIBITAN KADER KAMMI