PERAN INSTRUKTUR DALAM PEMBIBITAN KADER KAMMI



Masa demi masa terus berlalu dalam kehidupan dunia begitu juga pengakaderan, akan pasti melalui proses berlalu dan regenerasi seiring dengan berjalannya waktu. Penerimaan mahasiswa baru selalu berganti seiring bergantinya waktu. Momen penerimaan mahasiswa baru merupakan momentum emas bagi semua organisasi kampus baik pergerakan maupun tidak. Karena mahasiswa baru merupakan sasaran empuk untuk dijadikan calon-calon kader baru oragnisasi tak terkecuali oraganisasi KAMMI. Mencari kader baru merupakan salah satu cara efektif agar organisasi ini tetap eksis di kampus dan selalu menaggapi perubahan untuk kemajuan.
Dauraoh marhalah satu KAMMI merupakan bibit pengakaderan awal sebagai pintu gerbang masuknya mahasiswa dalam organisasi KAMMI. Mahasiswa dari latarbelakang bermacam-macam dan cara pandang yang bermacam-macam pula. Mahasiswa baru memasuki kampus baru dan  organisasi sebagai penunjang, biasanya hanya untuk uji coba cari pengalaman dan mencari jati diri, mana yang cocok dan mana yang tidak.
Di era sekarang yang semuanya serba praktis dan ingin mendapatkan semua hal dengan mudah,  sudah barang tentu sesuatu yang sangat diminati oleh kader baru. Disinilah peran isntruktur yang sangat berarti termasuk dalam dauroh marhalah satu KAMMI untuk memberikan semua hal dengan mudah kepada mahasiswa. Dauroh marhalah merupakan titik tonggak masuknya mahasiswa di KAMMI dari beragamnya background  mahasiswa. Dibalik keberhasilan sebuah dauroh pastilah ada instruktur yang berperan didalamnya. Instruktur secara umum adalah orang yang berperan penting dalam keberhasilan dauroh terutama dalam penenanaman manhaj. Dalam organisasi KAMMI isntruktur bisa diartikan sebagai orang yang melaksanakan penerapan manhaj kaderisasi KAMMI untuk sarana kaderisasi dalam bentuk teraining  yang tentunya nanti akan bekerjasama juga dengan kaderisasi komisariat tiap kampus.

Dalam esai ini akan lebih membahas tentang masalah kader yang ada di KAMMI,  tentunya hal ini menyangkut tentang kader yang banyak menghilang paska dauroh. Permasalahan hilangnya kader merupakan permasalah yang sudah lama terjadi. bukan hanya terjadi di KAMMI, tetapi hampir disemua lapisan organisasi lainnya. Apa sih yang menyebabkan hal ini terus menerus terjadi?. hal yang menyebabkan ini terjadi diantaranya :
1.      Banyak kader yang bosan
Kader yang bosan disini maksudnya, dimulai dari dalam dauroh baik  pembawaan materi, lingkungan sosial dan peraturan serta aktifitas yang benar-benar menguras tenaga (bagi yang belum terbiasa) mengingat kader baru masih awam.
2.      Tidak mendapatkan Ukhuwah
Dalam dauroh merupakan pintu masuknya mahasiswa di KAMMI, ukhuwah inilah yang harus dibangun, baik selama dauroh maupun paska dauroh untuk mempertahankan kader. Tidak adanya regenerasi maka organisasi akan mati.
3.      Banyak peraturan dan banyaknya kader yang tidak siap menerima perubahan pasca dauroh.
Biasanya hal ini terjadi di kaum akhwat tidak menutupi terjadi juga dikalangan ikhwan.
Itulah permasalahan yang terjadi di KAMMI dari dulu sampai sekarang, kader yang selalu menghilang paska dauroh dan berjalannya masa jabatan di KAMMI. Instruktur disini sangat berperan penting untuk penjagaan kader. Karena dialah yang menaungi kaderisasi setiap komisariat untuk tetap mempertahankan kader. Instruktulah yang harus membuat kebijakan yang sudah dirumuskan oleh pusat. Kemudian manhaj tersebut benar-benar harus diterapkan dalam kehidupan nyata organisasi. Jangan sampai hanya tau dan tidak menerapakannya. Semua kebijakan di KAMMI dalam mengatur kadernya yang tertulis dilembar kertas, maupun berlember-lembar kertas, bahkan sebuah buku terkadang sudah bagus,  tetapi  dalam penerapannya saja yang belum sempurna  mengingat baik isntruktur dan kader KAMMI  lainnya memiliki banyak amanah.
Hal yang paling baik untuk menjawab permasalahan yang terjadi diatas, salah satunya dengan cara, instruktur daerah harus benar-benar sadar aka tugas yang diembanya, bahwa amanah itu harus terlaksana dengan baik selagi diberikan nafas dan fisik yang kuat. Kerjasama yang baik antar isntruktur dan depertemen kaderisasi setiap kampus daerah, setidaknya akan  memantau semua perkembangan  dan permasalahan yang terjadi untuk menciptakan rasa kepemilikan atau ukhuwah disetiap kader. Sebenarnya yang menjadi permasalahan mendasar dalam organisasi KAMMI adalah rasa kepemilikan yang tidak ada, sehingga menyebabkan kader-kader berlarian (pergi) ketempat lain untuk mencari rasa kepemilikan sesuai apa yang diharapkannya.

Ketika hal diatas diterapkan dengan baik antara instruktur dan pihak kaderisasi, maka insyaAllah orang-orang yang berada di KAMMI yang benar- benar mendapatkan rasa kepemilikan akan tetap bertahan dalam medan dakwah. Sebenarnya untuk tugas kaderisasi bukan hanya tugas instruktur dan departemen kaderisasi saja, tugas untuk menjaga kader adalah tugas kita semua, orang-orang di KAMMI agar menjaga setiap temen-temannya tetap berada dijalan dakwah kampus ini. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAMMI DAN PERGULATAN REFORMASI

KEBERHASILAN DAUROH DALAM MEMBENTUK KADER MUSLIM NEGARAWAN