KILAS BALIK SEJARAH R.A. KARTINI
Ketika kita berbicara tentang sejarah pasti
dibenak kita terfikir, mengupas tentang tokoh,
asal-usul peristiwa dan tempat. Dalam diskusi yang diadakan oleh KAMMI Hasyim
Asy’ari pada tanggal 16 april 2014, pukul 16.00-17.45, mengupas sejarah tokoh R.A.
Kartini. Tujuan dari dikusi ini adalah untuk mengingat hari RA. Kartini tanggal
21 April dan mengupas kembali
pengetahuan teman-teman negeri ini tentang RA.Kartini, karena kita hidup
enaknya ya mempelajari sejarah terlebih dahulu, apalagi tema “Kilas Balik Sejarah R.A Karini” ini
sangat berhubungan dengan akhwat dan pastinya dibalik perjuangan R.A kartini
juga ada ihwan yang mendukung. (maksudnya suaminya)
Kita memasuki babak baru yaitu materi inti…
hem inti, belom terlalu inti sih. Ketika diskusi rabu kemaren memang dimulai
dengan pertanyaan yang dilontarkan kepada teman-teman diskusi yang datang.
Alhamdulillah teman-teman ihwan dan akwatnya aktif. untuk sesi awal memang
ihwan yang banyak berbicara ada mas Frendly dan akh sulaiman yang menyampaikan
tentang R.A Kartini. Kalo mas frendly menyampikan bahwa R.A Karini merupakan
pejuang wanita hebat untuk memberentas ketidakadilan
kala itu, terutama dibidang pendidikan.
Nah lain halnya dengan akh Sulaiman membahas lebih ke manipolitik
Belanda terhadap R.A. Kartini (walapun sebenarnya beliau berkata saya belum
terlalu banyak membaca buku R.A. Kartini). Dan dari akhwat ada Mb Ririn yang
mewakili berbicara tentang pandangan feminism.
Baiklah sekarang kita masuk ke babak baru,
R.A Kartini siapa sih yang gg mengenal
nama beliau, dari SD sampai SMA tentunya nama beliau tidak asing bagi kita bukan??.. yap tapi
kebiasan kita semakin gede apalagi masa SMA tuh malas bingit mempelajari
sejarah. Padahal sejarah penting bro. Semoga teman-teman lainnya memang
orang-orang yang suka sejarah. J
R.A. Kartini singkatan dari Raden Adjeng
Kartini, heheh dah pada tau semuakan??. Ternyata dalam adat Jawa Raden Adjeng adalah sebutan untuk wanita ningrat yang belum menikah. Dan setelah menikah gelar
ningrat itu berubah menjadi Raden Ayu.
Jadi jangan heran kalo ada sebagian orang menyebut tokoh Kartini dengan Raden Ayu Kartini. Intinya sama ajalah
tapi yang paham dengan istilah tersebut biasanya orang Jawa kalo orang luar
jawa tengah memang belum banyak mengetahui hal tersebut dikarnakan culture yang berbeda.
RA. Kartini lahir di Jepara tanggal 21 April
1879. Beliau merupakan Putri dari Bupati Jepara Raden Mas Adipati Aryo
Sosroningrat dan Ibunya bernama M.A Ngasirah serta masih keturunan berdarah
biru hingga Hamangkubuwana VI. Pada awalany ayah Kartini belum bisa menjabat
sebagai bupati Jepara hal dikarnakan ayahnya menikah dengan gadis yang berasal
dari kalangan bukan bangsawan M.A. Ngasirah. Zaman dahulu memang adat menetapkan seperti itu, hanya kalangan dari
bangsawan dan bangsawanlah yang bisa menjadi Bupati. Dan akhirnya Ayah Kartini menikah lagi dengan Raden Adjeng
Woerjan kalangan bangsawan dari Madura. Kemudian barulah beliau bisa naik
jabatan menjadi bupati Jepara mengantikan R.A.A. Tjitrowikromo yang tidak lain
adalah ayah dari Raden Adjeng Woerjan, istrinya.
Sosok wanita tangguh, itulah R.A Karitni yang ingin merubah pola pemikiran masyrakat
Indonesia kala itu, terutama untuk wanita. Hal ini disebabkan pada zaman dahulu
wanita hanya dianggap sebelah mata, wanita harus dirumah, dipingit dan tidak
berhak mengenyam pendidikan. Yap begitulah beliau ingin memperjuangkan masyarakat
agar mendapatkan pendidikan yang sama. jika zaman dahulu kebanyakan wanita
tidak bersekolah karena memang tidak diperbolehkan. Lain halnya dengan Kartini
Ia masih bisa belajar di ELS (Europese
Lagere Scholl) mengingat beliau keturunan ningrat.
Kartini merupakan sosok yang sangat ingin
belajar dan belajar. Beliau sangat tertarik untuk belajar mengaji akan tetapi
guru ngajinya tidak mau memberikan tafsiran ayat al-Qur’an. Beliau berfikir
bukanya saya orang Islam jadi saya berhak tahu tentang tafsiran Al-Qur’an.
Beliau terus mencari tau dan akhirnya bertemu dengan Kiyai Sholeh. Kiyai iinilah yang menafsirkan ayat Al-Qur’an kedalam bahasa
Jawa agar bisa dipahami oleh orang Jawa. Akan tetapi maut sangat cepat
menjeput beliau, Ia meninggal ketika menyelesaikan tafsiran Surat Al-Fatihah sampai
surah Ibrahim. Hal itu tentunya membuat Kartini sedih.
Perjuangan kartini terus berlanjut dengan
surat-surat yang Ia kirimkan ke sahabat penanya di Belanda. Disinalah Kartini
menceritakan semua keadaan negeri ini mulai dari cara penjajahan sampai kondisi
lingkuangan dan pendidikan. Sahabat penanya juga terus membalas surat Kartini. Metode
ini merupakan salah satu metode pembelajaran beliau serta mendapatkan informasi
baru. Dari kumpulan surat pena inilah diabadikan menjadi buku Habis Galap Terbitlah Terang.
Masa- masa kebebasan karitni hanya sebentar Ia
harus dipingit dan menikah. Itulah adat zaman dahulu wanita dipingit menikah. Dalam
usia muda Kartini menikah dengan Bupati Rembang Adipati Ario Singgih Djojo
Adhiningrat pada tanggal 12 November 1903. Suaminya adalah orang yang sangat
mengerti akan keinginan Kartini untuk memajukan dunia pendidikan. Setelah Ia
menikah Kartini berhasil membangun sekolah-sekolah. Sebenarnya dari beberapa
kisah ada yang menceritakan bahwa menikahnya kartini ada manipolitik Belanda
untuk menghentikan gerak langkah Kartini dalam dunia pendidikan, ada juga yang
mengatakan hal yang lain, hanya Allah yang tau kebenarannya. Intinya Kartini menjadi
sosok tokoh yang menjadi panutan dalam sejarah pendidikan peremuan.
Pro kontra tentang pemikiran Kartini di era
sekarang menjadi sesuatu yang sangat urgen apalagi dikalangan feminism,kesetaraan
gender dll. Hanya satu yang kita harus tahu disini bahwa cita-cita R.A.
Kartini dalam coretan penanya adalah “ Kami disini ingin pendidikan buat anak
perempuan dan menjadi Ibu pendidik manusia pertama-tama”. Intinya pro kontra
yang terjadi sekarang janganlah diambil negative karena zaman dahulu berbabeda
dengan zaman Sekarang. Kartini sangat menginginkan pendidikan untuk kaum
perempuan seperti layaknya laki-laki untuk menjadi pendidik anak-anaknya
dikeluarga nanti. Sudah jelaskan didalam islam juga diajarkan seperti itu.
Perjuangan R.A. Kartini untuk memajukan
pendidikan di Indonesia terhenti dengan
cepat, karena beliau meninggal diusia muda 25 tahun. Setelah satahun Ia menikah
kemudian melahirkan anak pertama R.M. Sousalit dan 4 hari setelah melahirkan
beliau meninggal dunia, tepatnya pada
tanggal 17 September 1904. Tidak ada yang tau pasti Kartini meninggal karena
sakit apa ada permainan politik Balanda disini. Yang jelas setelah Kartini
meninggal tidak ditindaklanjutin untuk dilakukan otopsi dan tindakan medis lainnya.
Sebenarnya dalam diskusi ini banyak pertanyaan dan pemikiran hebat dari
teman-teman yang datang mulai dari pro maupun kontra serta tetang paham feminism.
Tetapi tidak semuanya bisa saya cantumkan. Banyak
misteri dan banyak versi cerita tentang Raden Ayu Kartini. Mari sama-sama
kita galih lebih jauh tentang kehidupan beliau dan sejarah tokoh Indonesia
Lainnya.
Ayo para aktifiitis dakwah gali sejarah tokoh nasional Indonesia kupas semuanya
sampai tuntas. Tokoh Islam memang harus diketahui dan diperlajari yang paling utama
Rasulullah, para Sahabat, Hasan Al-Banna, Sayid Qutb, Said Hawwa dan tokoh Islam lainnya. Tetapi dibalik
tokoh-tokoh diatas jangan pernah kita melupakan sejarah tokoh negeri kita ini
banyak hal positif juga tentang perjuangan pahlawan kita. Apalagi yang
dijadikan background fakultas seperti K.H Hasyim Asy’asri, M. Natsir, Agus
Salim dan Ahmad Dahlan.
#Hidup Tanpa Sejarah sama dengan Buta tanpa Arah#
Djogjakarta Sapen, 17 April 2014 @23.03
Komentar
Posting Komentar