RELEVANSI KONSEP GERAKAN KAMMI DENGAN REALITAS KULIATAS BACKGROUND FAKULTAS KADER UIN SUNAN KALIJAGA


KAMMI merupakan organisasi yang memilki konsep gerakan idiologi tersendiri dalam menjalankan gerakannya. Mulai dari visi, misi, prinsip dan paradigmanya. Untuk menggerakkan itu semua banyak kader KAMMI yang backgroundnya bukan hanya dari kalangan yang besiknya pesantren (ahli agama), akan tetapi dari semua background jurusan baik agama, social dan siantek. Itu yang terjadi dari tahun 1998 berdirinya KAMMI sampai April 2014, dan akan seterusnya seperti ini. Tentu didalamnya termasuk background fakultas yang ada di UIN Sunan Kalijaga baik humaniora maupun saintek.
      Dari beragamnya background tersebut, itu semua bukanlah hambatan bagi gerakan KAMMI untuk menyiarkan dakwahnya dalam dunia politik.  Hal ini disebabkan kader –kader yang tergabung dalam gerakan KAMMi sudah ada pembinaan yang Ia alami ketika awal masuk KAMMI.  Hal inilah yang nantinya bisa mensinergikan konsep gerakan KAMMI dengan ilmu – ilmu yang menjadi background kader KAMMI difakultas baik saintek maupun sosial humaniora.
      Yang menjadi pertanyaan sekarang dengan banyaknya background fakultas tersebut, condong kerah manakah prinsip gerakan KAMMI diterapkan  apakah di background fakultas  social humaniora atau saintek. Itulah yang manjadi pertanyaan banyak orang sekarang. Jika saya melihat realitas di kampus UIN Sunan Kalijaga. Gerakan idiologi KAMMI labih condong ke arah humaniora. Hal ini disebabkan ;
Pertama fakultas humaniora lebih kearah realitas masyarakat, dan labih mempelajari tentang rekayasa social msayarakat sekarang. Hal ini sesaui dengan tujuan gerakan KAMMI yang nantinya ingin mewujudkan masyarakat Indonesia yang madani. Semua tujuannya ini sering sekali dibahas oleh kader yag background fakultasnya humaniora, serta tidak mengungkit kemungkinan bahwa meraka akan lebih siap untuk terjun kemasyarakat dengan ilmu yang meraka miliki dibandingkan dengan fakultas saintek.
Kedua,  konsep geraka KAMMI akan lebih mendalam pembahasannya di humaniora, hal ini tentunya disebabkan karena kader yang mempelajari humaniora bukan hanya membahas tentang kemasyarakatan tetapi juga membahasa sistem poltik yang ada lebih mendalam, baik historis maupun perkembangannya. dan bisa Ia relevansikan dengan sistem politik yang ada di KAMMI. Walaupun sistem poltik yang sering dijelaskan di fakultas humaniora terutama UIN SUKA sedikit melenceng dari apa yang diajarkan Islam, yang disebabkan kondisi Kampus ini sendiri liberal (sudah bercampur dengan fikroh asing). Maka kader KAMMI inilah yang berperan untuk memperbaikinya dan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang harus dijalankan. Tentunya dengan pengetahuan yang Ia dapatkan dari ilmu social akan membuat suatu formulasi terbaru tentang sistem politik yang ada dan bagaimana KAMMI akan mewujudkan sistem politik nantinya kedepan.
Ketiga, konsep gerakan KAMMI akan lebih mudah diaplikasan oleh kader humaniora. Hal ini tentunya karena background fakultasnya memungkinkan ia akan lebih sering mengamati realitas sosial masyarakat, baik historis maupun geogarafis. Sehingga akan lebih tau apa yang harus dilakukan untuk perbaikan bangsa ini, yang nantinya bisa direlavansikan dengan nilai gerakan KAMMI yang ia dapat sebelumnya.
Konsep idiologis gerakan KAMMI ini memang   condong ke background fakultas humaniora akan tetapi juga bisa diterapkan oleh kader – kader KAMMI yang beckground fakultasnya saintek. Karena konsep gerakan KAMMI ini juga membutuhkan teknologi dan pengtahuan yang baru. Maka konsep gerakan KAMMI bisa dipadukan juga dengan background saintek. Sehingga bisa membentuk kekuatan baru, bisa diambil contoh di UIN SUKA banyak organisasi yang berbau ilmi saintek yang tentunya organisasinya begerak di fakultas saintek. Didalamnya diisi dengan  wajihah – wajihah KAMMI, mereka memadukan background KAMMI dan background fakultasnya dalam melakukan hal – hal baru. Walapun melakukan penelitian tentang ilmu yang baru, mereka tidak luput dari nilai islami yang ia dapatkan.
Jadi konsep gerakan KAMMI merupakan konsep gerakan yang ideal yang bisa diterapkan dalam berbagai background fakultas baik saintek, maupun humaniora. Di humaniora bisa menganalisis perkembangan masyarakatanya lebih detail dan dibackground fakultas saintek bisa mengalisis pengetahuan dan teknologi baru yang dia padukan dengan konsep gerakan KAMMI.

Tentunya hal ini bisa terwujud jika memang dilakukan oleh kader – kader yang sudah terbina sebelumnya di KAMMI.  Sehingga mereka bisa memadukan nilai – nilai gerakan KAMMI dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang madani dengan background fakultasnya masing – masing. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAMMI DAN PERGULATAN REFORMASI

PERAN INSTRUKTUR DALAM PEMBIBITAN KADER KAMMI

KEBERHASILAN DAUROH DALAM MEMBENTUK KADER MUSLIM NEGARAWAN