MAKA BERSYUKURLAH

Bumi terus berputar dan  waktu terus berlalu, begitu juga dengan kehidupan manusia yang terus berputar dengan berbagai kisah hidupnya. Setiap orang pasti memiliki  kisah tersendiri dalam hidupanya. Kisah ini terjadi dihari  jumat, 12 Februari 2016 di daerah Prambanan Yogyakarta.  Aku dan beberapa orang temanku harus pergi ke suatu tempat yang belum pernah kita kunjungi, yaitu Panti Asuhan Sayap Ibu. Jam 13.00 kita berangkat dari kampus UIN Yogyakarta menuju Prambanan, seharusnya dalam waktu 30 menit kita sudah sampai tempat tujuan, akan tetapi karena mencari alamat, perjalan menghabiskan  waktu 60 menit.
Pemandangan hijau dari dedaunan disekitar jalan, hamparan sawah yang menyejukan mata, menjadi daya tarik perjalanan kali ini. Kami terus menyelusuri jalan, dari satu jalan ke jalan lainnya, dan sampailah ditempat tujuan Panti Sayap Ibu. Panti ini merupakan panti yang ditempati oleh anak – anak  berkebutuhan khusus, mulai dari yang cacat mental, cacat fisik, tuna rungu, tuna wicara, bahkan ada beberapa anak yag tidak bisa duduk dan berdiri hanya bisa berbaring ditempat tidur. Panti ini Terdiri dari 27 anak, baik yang bisa bearktivitas jalan sendiri, maupun yang  membutuhkan seorang perawat disetiap aktivitasnya.

Pertama kali masuk aku merasa biasa saja kerena bangunannya yang sangat kodusif untuk kehidupan. Kemudian kita beralih masuk ke tempat penginapan anak, ada yang baru selesai mandi, tidur, menyanyi, dan ada yang sibuk mendengarkan musik. Menginjakkan kaki pertama kalinya di ruangan ini, jujur sedikit aneh dengan pola anak luar bisa ini, ada rasa sedih, terharu, bahkan seroang temanKu matanya sudah berkaca – kaca manahan air mata. Hanya perlu  berdaptasi dan membiasakan semuanya bersama mereka.  Semua anak – anak ini walaupun mengalami keterbelakangn mental, meraka bisa berinteraksi baik dengan kita, tentunya kita harus sabar. Karena anak – anak disana membutuhkan kasih sayang dari sesama dan membutuhan perlakuan khusus.  Berinteraksi dengan mereka menjadi suatu pembelajaran yang berharga bahwa kita harus bersyukur dalam menjalani kehidupan. Hanya orang – orang yeng berhati bersihlah yang bisa merawat mereka dan berinteraksi dengan anak – anak luar biasa ini.

Dibalik kekurangan mereka dari segi fisik dan mental, meraka juga memiliki kelebihan tersendiri. Anak – anak ini akan tahu orang – orang yang memang berinteraksi dengan mereka secara tulus (hati yang bersih) dan tidak. Seseorang yang benar – benar baik dan tulus untuk berinteraksi,  maka anak – anak tersebut bisa berinteraksi dengan kita seperti biasa. Jika kita ada maunya (tidak dengan hati yang tulus) mustahil mereka akan dekat dengan kita.  Anak – anak ini memiliki kepekaan perasaan yang lebih dibandingkan orang normal pada umumnya.

Setiap manusia  dimuka  bumi ini dilahirkan   oleh  orang tuanya. Mereka adalah makhluk yang Allah ciptakan, akan tetapi mengapa orang tuanya tidak mengakui keberadaan mereka.  Kebanyakan anak – anak panti Sayap Ibu ditemukan di sawah, selokan, didepan rumah, di jalan, dll. Coba kita bayangkan, dimanakah hati nurani orang  - orang yang tega meninggalkan mereka begitua saja?. Seorang Ibu yang sudah mengandung mereka selama 9 bulan, membawa mereka disetiap aktivitasnya, akan tetapi mereka  tega membuang sang buah  hati, karena kekurangan yang mereka miliki, sungguh  begitu keji perbuatan tersebut. Entah anak – anak ini hasil dari hubungan gelap yang tidak diinginkan atau dari hubungan halal. Entahlah, intinya mereka dilahirnya dalam keadaan suci.  Mereke butuh perhatian dari kita dan sudah  sewajarnya kita hidup bedampingan dengan mereka, serta memberikan kasih sayang.

Anak adalah tanggung jawab orang tua, untuk mendidiknya dan memliharanya kerena anak dalah titipin dari Allah. “Setiap kalian adalah pengembala dan setiap kalian  bertanggung jawab atas gembalanya. Seorang pemimpin adalah pengembala dan dia bertanggung jawab atas gembalanya. Seorang lelaki adalah pengembala di keluarganya dan dia bertanggung jawab atas gembalanya. Seorang pelayan adalah pengembala terhadap harta majikannya dan dia bertanggung jawab atas gembalanya. Setiap kalian adalah pengembala dan setiap kalian bertanggung jawab atas gembalanya”.[1] Disinilah tugas orang tua harus bertanggung jawab atas semua perbuatannya, ketika sudah mempunyai anak, anak tersebut harus dipelihara dan mendidikya dengan penuh kasih sayang. Termasuk anak – anak yang mengalami kecacatan mental dan fisik mereka itu adalah anugrah terbesar yang Allah berikan. Dengan kehadiran mereka  maka kita bisa belajar bersyukur dan sabar.

Dari kisah diatas sudah sepatutnya kita yang diberikan Allah tubuh yang indah, bisa beraktivitas, mempunyai teman yang banyak, mempunyai orang tua yang lengkap, mempunyai kakak dan adik, dan dilengkapi dengan akal fikiran yang sehat  untuk mensyukuri semua nikmat yang Allah berikan. Syukur merupakan sikap  untuk memuji sang pemberi nikmat.[2] Syukur itu bukan hanya dimulut saja, akan tetapi syukur dimulai dengan mengakui nikmat Allah didalam batin (hati), membicarakannya secara lahir, dan menggunakan syukur sebagai sarana untuk taat kepada Allah.[3]  seharusnya dengan keadaan kita seperti apapun, kita wajib bersyukur atas pemberian Allah. Karena semua hal tersebut adalah anugerah terindah dan terbaik yang Allah berikan untuk kita.

Akan tetapi masih banyak orang yang mengatakan mengapa kita harus bersyukur, padahal hidup kita pas  - pasan, ditambah lagi dengan banyaknya ujian.  Hal ini sudah Allah jelaskan dalam firmannya “Karena itu ingtlah kamu kepada-Ku, niscaya aku akan (ingat) pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganah kamu mengingkari nikmat-Ku”.[4] Sudah jelaslah ketika kita bersyukur dengan setiap keadaan yang menimpa kita, maka  Allah akan selalu mengingat semua yang kita lakukan.  Tentang syukur juga dijelaskan di ayat lain “Dan ingatlah, ketika tuhanmu mamaklumkan: “sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.[5] Maka sudah sepatunyalah kita bersyukur kepada Allah  dan yakin bahwa setiap apa yang kita lakukan, ketika kita bersyukur Allah akan menambah nikmatnya dan kita bisa merasakan indahnya kehidupan. Ketika kita mengingkari nikmat yang Allah berikan sungguh Azab-NYA sangat pedih dan hidup kita akan  merasa hampa tanpa ketenangan.

Sungguh pelajaran berharga ketika kita masih bisa beaktivitas dengan nyaman, menghirup udara bebas, berjalan, berlari, bermain, beribadah, dan bisa mandiri menjalani semua hal. Allah begitu baik,  memberikan begitu banyak nikmat kepada kita, dan Allah tidak pernah meminta imbalan, memberikan semuanya dengan gratis. “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan ?”.[6] Dengan semua hal yang Allah berikan kepada kita masih pantaskah kita berdusta dan tidak bersyukur?. Jadi bersyukurlah,  masih diberikan bentuk yang sempurna,  banyak diluar sana kawan – kawan kita yang  memiliki  fisik yang kurang sempurna, mental yang kurang sempurna, akan tetapi mereka tetapi bisa tersenyum, dan memberikan kasih sayang kepada yang lainnya. 

Ayo bersyukur, sebalum azab yang pedih datang kepada kita.  Pelajaran berharga ketika aku dan teman – teman mendatangi panti Sayap Ibu. Mereka semua dilahirkan dengan keadaan yang fitrah (suci), maka sudah selayaknyalah kita meperlakukan mereka sama seperti manusia lainnya. Jangan pernah ada kata jijik, malu,  dan menghina mereka, karena apa? karena kita adalah saudara. Mereka butuh kasih sayang dari saudaranya yang lain,  butuh semangat untuk terus hidup dengan senyuman. Mereka tidak pernah mengeluh kawan dengan keadannya, jadi jika kita tidak bersyukur maka sungguh keterlaluan.

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan ?”.[7]

[1] Muhammad Nur Abdullah Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting Cara Nabi Mendidik Anak, (Yogyakarta : 2010), hlm. 47.
[2] Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta : 2011), hlm. 50.
[3]Ibid.
[4] QS. Al-Baqarah 2:152.
[5] QS. Ibrahim 14:7.
[6] Qs. Ar –Rahman 55:13.
[7] Ibid.

Sekilas Dokumentasi di Panti Asuhan Sayap Ibu


Keisya

Keisya merupakan penghuni panti yang paling kecil, usianya baru menginjak 4 tahun. Keisya tidak bisa beraktivitas kecuali berbaring, karena  kakinya berbentuk slindris dan kaku, termasuk semua badannya kaku. Semua aktivitas keisya dibantu oleh suster. 

Aku, Keisya, mb Parti (baju biru muda)
 Mb Parti (baju biru muda),  sudah berusia 29 tahun, Mb parti sangat ceria dan yang paling banyak bicara dengan para tamu yang datang. Tamu yang mendekati Mb Parti, pasti akan disambut dengan hangat. Mb Parti adalah penghuni panti yang sangat perhatian dengan Keisya si kecil yang mungil.

Aku, Keisya dan seorang kakak


Gowok, Sabtu 13 Februari 2016, pukul 22.23







Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAMMI DAN PERGULATAN REFORMASI

PERAN INSTRUKTUR DALAM PEMBIBITAN KADER KAMMI

KEBERHASILAN DAUROH DALAM MEMBENTUK KADER MUSLIM NEGARAWAN